JAKARTA--Sejumlah bank syariah berencana menggenjot tabungan haji di 2011. Head of Hajj Management Departemen, Bank Muamalat Indonesia, Jayadi mengatakan di tahun ini, pihaknya optimis mampu meningkatkan aset hingga Rp 2 triliun dari aset 2010 lalu, Rp 500 niliar rupiah.
''Kami cukup yakin akan mampu melakukan ini. Kami harap kami bisa meningkatkan nasabah dari 50.500 menjadi 100 ribu nasabah,'' katanya saat ditemui Republika, Selasa (8/2).
Produk tabungan haji Bank Muamalat terdiri dari Tabungan Arafah dengan akad wadiyah (titipan) dan Tabungan Arafah plus dengan akad mudharabah (bagi hasil). Di tahun lalu, komposisi kontribusi keduanya berbanding 70 untuk Tabungan Arafah dan 30 untuk Tabungan Arafah Plus.
''Kini, kami harapkan kontribusi bisa berkisar 60 untuk Tabungan Arafah dan 40 untuk Tabungan Arafah Plus. Kedua tabungan ini dilengkapi dengan asuransi, namun bedanya di Arafah plus selain jiwa, kita juga memberi asuransi kecelakaan dan darurat medis,'' jelasnya.
Ke depan, sejumlah strategi akan dilakukan bank syariah pertama di tanah air tersebut. Selain bekerja sama dengan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH), Bank Muamalat melakukan sejumlah promosi lainnya ke beberapa perusahaan untuk menambah nasabah, terutama melalui Himpunan Penyelenggara Haji dan Umrah (HPHU).
Diakui Jayadi, kontribusi KBIH masih amat besar pada tabungan haji Bank Muamalat; sekitar 80 persen. Sebaran paling banyak berada di Jawa Timur dengan 40 persen nasabah, Jawa Barat 20 persen nasabah, DKI Jakarta 10 persen nasabah.
Pertumbuhan aset Bank Muamalat per 2010 meningkat sebesar 34 persen dari Rp 16,06 triliun di 2009 menjadi Rp 21,44 triliun di 2010. Dengan komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 17,44 triliun dan pembiayaan mencapai Rp 15,91 triliun.
Sementara itu, Bank Mega Syariah juga menargetkan tabungan haji tumbuh dua kali lipat, hingga 250 persen, di 2011 ini. Menurut Direktur Bank Mega Syariah, Ani Murdiati, pihaknya menargetkan dana tabungan haji mampu mencapai Rp 520 miliar dibanding tahun sebelumnya Rp 187 miliar.
''Untuk tahun ini kita targetkan dana tabungan haji per bulannya Rp 15 miliar. Ini berbeda dengan tahun lalu yang hanya Rp 5 miliar per bulannya,'' katanya.
Untuk menggaet nasabah, Mega Syariah memfokuskan pada gimmick (strategi pemasaran) yang disesuaikan dengan nasabah lokal. ''Selain itu, ujroh (bagi hasil) yang ada juga diturunkan, dari Rp 2 juta menjadi Rp 1,8 juta,'' ujarnya.
Ia mengatakan terdapat 6.800 wilayah yang memiliki potensi besar. Hal ini meliputi Jawa Barat, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Diutarakannya, pihaknya juga bekerja sama dengan Departemen Agama (Depag) untuk memberi sejumlah layanan tambahan pada nasabah tabungan ini, diantaranya menyelenggarakan manasik haji.
Bank Mega Syariah juga akan menggenjot pertumbuhan tabungan investasih. Ditargetkan, tabungan dengan konsep murabahah ini bisa tumbuh 100 persen, dari angka Rp 331 miliar ke angka Rp 700 miliar.
Selain itu, untuk tabungan rencana, Ani menjelaskan, pihaknya akan menargetkan pertumbuhan hingga 200 persen, dari angka Rp 7 miliar menjadi Rp 20 miliar. ''Tabungan rencana di 2011 ini akan kita package dengan umroh, diharapkan hal ini bisa meningkatkan pertumbuhannya,'' jelasnya lagi.
Dari sektor pembiayaan, Ani mengaku pihaknya masih akan bermain di sektor mikro, joint financing, dan komersial. Mega Syariah juga berencana meluncurkan pembiayaan untuk dana pensiun, dengan menggaet Taspen dan PT Pos Indonesia.
Per Desember 2010, Mega Syariah mencatat aset Rp 4,65 triliun dari tahun sebelumnya Rp 4,3 triliun. Dengan dana pihak ketiga sebesar Rp 4,047 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya Rp 3,85 triliun dan pembiayaan Rp 3,7 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya Rp 3,2 triliun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar