Jumat, 20 Juli 2012

Mengatasi Gangguan Kesehatan Haji di Musim Panas


Mengatasi Gangguan Kesehatan Haji di Musim Panas

Kesehatan Haji di Musim Panas
Kesehatan Haji di Musim Panas
Mitra haji dan umrah, pada setiap pergantian musim, baik musim panas ke musim dingin atau sebaliknya, terdapat pengaruh yang cukup signifikan pada kesehatan. Apalagi di daerah yang memiliki iklim dan temperatur yang berbeda. Nah, begitu pula kondisi yang bisa menyebabkan gangguan kesehatan seperti paparan panas pada saat melakukan ibadah haji di tanah suci. Adapun gangguan tersebut berupa sengatan panas (heat stroke).

Heat stroke didefinisikan sebagai suhu tubuh lebih besar dari 40,6 °C (105,1 ° F) karena terkena paparan panas lingkungan dan kurangnya termoregulasi. Iklim panas seperti ini biasanya terjadi di musim haji antara bulan Juli, Agustus, dan September.

Penyebab heat stroke pada jamaah haji
Penyebab heat stroke adalah penumpukan panas yang berlebih di dalam badan. Suhu lingkungan yang lebih tinggi dari suhu tubuh, disertai dengan kelembapan udara rendah, menyebabkan penguapan keringat menjadi sangat besar. Kondisi tubuh ini diikuti timbulnya panas pada tubuh dan kelelahan yang luar biasa pada jamaah haji.

Heat Stroke
Heat Stroke
Jenis-jenis gangguan sengatan panas
Ternyata, gangguan heat stroke terdiri dari beberapa tahapan. Tahap ini dimulai dari kondisi heat exhaution atau lelah panas, disusul heat cream atau kejang panas, dan tingkat yang lebih serius adalah heat stroke. Berikut deskripsi tahama kondisi heat stroke yang bisa dialami jamaah haji.

Tahapan Heat Stroke
Tahapan Heat Stroke

Heat exhaustion (lelah panas)
Kelelahan panas terjadi ketika tubuh kita mendapatkan paparan panas yang berlebih. Hipotamulus, bagian otak yang mengontrol rasa haus dan lapar juga mengontrol suhu tubuh. Cara hipotalamus menurunkan suhu tubuh yaitu dengan jalan memerintahkan tubuh untuk mengeluarkan keringat.

Hanya saja, paparan panas pada tubuh yang terjadi secara terus-menerus bisa mengakibatkan dehidrasi. Tubuh pun akan kewalahan dalam menyuplai cairan yang harus dikeluarkan. Akibatnya, suhu tubuh akan meningkat.

Heat Exhaustion
Heat Exhaustion
Gejala kelelahan panas meliputi: banyak berkeringat, kelelahan, sakit  kepala, kulit pucat, kehausan, detak jantung cepat, pusing (pingsan), mual, kram ringan pada otot perut.

Lelah panas bisa dicegah dengan cara minum air dengan jumlah yang cukup (jangan menunggu haus), tinggalkan ruang ber-AC dingin pada hari-hari panas, hindari minum alkohol, perbanyak olahraga meskipun hanya sebentar, olahraga ringan, mandi dengan air dingin, dan gunakan pakaian yang longgar.

Untuk mengatasi serangan lelah panas, berikan asupan cairan yang mengandung garam elektrolit yang cukup. Adapun faktor-faktor penyebab panas kelelahan seperti dehidrasi (kekurangan zat cair), sakit (cacat kronis), kegemukan, kehamilan, atau pun hipertensi perlu segera diperiksakan kepada petugas kesehatan yang ada.

Heat cream (kejang panas)
Heat cream adalah kondisi tingkat lanjut dari heat exhausten, yaitu suhu badan naik sekitar 38-39 derajat celsius. Sampai saat ini, penyebab kejang panas belum di ketahui. Namun, kondisi ini dimungkinkan karena tubuh kekurangan elektrolit dari berbagai mineral penting seperti sodium, potassium, kalsium, dan magnesium.

Heat Cream
Heat Cream
Banyaknya keringat yang keluar menyebabkan sejumlah besar natrium di dalamnya juga ikut terbuang. Cairan dengan kadar natrium tidak memadai setelah berkeringat banyak dapat menimbulkan defisiensi sodium yang serius. Akibatnya, otot mengalami kejang, terutama bagian paha, perut, dan bahu.

Heat stroke
Heat stroke merupakan stadium ketiga dari sengatan panas dengan gejala hyperpyrexia (suhu 40 derajat celsius atau lebih), kulit kering dan kadang-kadang berkeringat, berbicara tidak menentu (mengigau), dan kesadaran menurun hingga terjadi koma.

Mengatasi sengatan panas (heat stroke)

Untuk mencegah sengatan panas terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan di antaranya sebagai berikut.

Minum banyak air putih
Minum banyak air putih
  1. Hindari terik matahari langsung, antara pukul 10.00 s/d 16.00. Jika keluar kemah atau hotel  pada siang hari, gunakan payung.
  2. Selalu membawa minuman. Paling sedikit, minumlah 5-6 liter setiap hari atau 1 gelas setiap jam. Jangan menunggu sampai merasa haus.
  3. Jangan menahan buang air kecil dan buang air besar.
  4. Usahakan kondisi badan dalam keadaan tetap segar dengan cukup istirahat dan tidur.
  5. Gunakan pakaian yang agak longgar dan usahakan yang berwarna putih.
  6. Makanlah buah-buahan yang segar seperti apel, pir, atau buah segar lainnya.

Sederhana, tapi berefek besar
Mitra haji dan umrah, minum dalam jumlah yang cukup memang sekilas tampak sederhana. Namun, perannya sangat menentukan dalam mengondisikan kesehatan tubuh jamaah haji. Di lingkungan yang bersuhu panas, asupan cairan yang cukup dalam tubuh sangat diperlukan untuk keseimbangan.

Tidak hanya cairan, elektrolit dalam cairan tubuh juga berperan penting. Salah satu peran besar elektrolit adalah membawa pesan impuls saraf dari otak ke anggota tubuh atau pun sebaliknya. Jadi, usahakan pula memenuhi asupan cairan dari buah-buahan segar.

Buah-buahan segar
Buah-buahan segar
Perlu diingat, jangan remehkan tips sederhana yang telah dijelaskan sebelumnya. Meski sederhana, tips tersebut bisa berperan penting dalam keberhasilan ibadah haji kita. Mencegah lebih baik daripada mengobati, bukan? Jadi, jangan sampai jamaah haji kekurangan asupan cairan saat di tanah suci. (Jng/RA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar