Berhaji Tunggu Lama, Peminat Umroh Meningkat 20%
SURABAYA – Karena keterbatasan kuota, umat islam yang hendak berhaji harus masuk daftar tunggu. Lamanya menunggu bisa sampai tujuh tahun sejak calon haji mendaftarkan diri. Kondisi itu menyebabkan animo umat islam untuk berumroh, yang disebut juga haji kecil, meningkat cukup signifikan pada tahun 2011 ini. Apalagi para penyelenggara umroh menyertakan agenda berwisata dalam satu paket dengan kegiatan ibadah umroh tersebut.
“Animo masyarakat untuk berumroh saat ini cukup tinggi, apalagi untuk naik haji daftar tunggunya lebih lama, sedangkan untuk ikut haji plus biayanya terbilang tinggi,” kata Direktur Ebad Wisata, Amaludin Wahab, Selasa (8/2).
“Pada tahun ini terjadi peningkatan yang cukup besar untuk paket umroh ke tanah suci Mekkah plus wisata ke berbagai tempat wisata relijius di Timur Tengah. Tahun lalu pada tiap jadwal keberangkatan umroh paling banyak diikuti hanya sekitar 700 orang. Untuk tahun 2011 ini, khususnya yang berangkat paling dekat yakni pada Maret nanti, kami akan memberangkatkan sekitar 900 orang. Ya, bisa dibilang meningkat 20 persenlah,” lanjut Amaludin.
Dikatakan Amaludin, selain faktor di atas, biaya yang jauh lebih ringan daripada pergi haji, membuat masyarakat semakin tertarik untuk pergi umroh. Untuk paket paling murah selama 10 hari hanya berkisar Rp 14 juta-an, sedangkan yang paling mahal berkisar Rp 16 juta-an.
Mengenai krisis politik yang terjadi di negara tujuan wisata rohani islam, khususnya Mesir dan Tunisia , menurut Amaludin tidak berdampak pada minat umat islam untuk mengikuti paket umroh plus wisata rohani. “Memang Mesir adalah salah satu tempat tujuan wisata rohani islam. Dengan terjadinya krisis di sana, terpaksa para konsumen harus menunggu sampai kondisi aman untuk bisa ke sana. Kita wait and see saja, atau sementara mengalihkannya ke Jerussalem,” kata Amaludin.
Seperti diberitakan Surabaya Post edisi Selasa (8/2), para pengusaha wisata rohani islam di Indonesia untuk sementara tidak memasukkan Mesir sebagai tujuan wisata menyusul krisis politik yang terjadi di negara tersebut. Mereka mengalihkan tujuan wisata itu ke Palestina dan Yordania. “Kalau untuk tujuan wisata ke Arab Saudi, khususnya Mekkah yang merupakan tempat berumroh, tidak terpengaruh oleh krisis yang terjadi di Mesir dan beberapa negara di Timur Tengah lainnya. Malah jumlah umat yang umroh terus meningkat,” ujar Amaludin.
Direktur Hira Tour and Travel, Abdul Aziz Zainudin, juga mengungkapkan bahwa tahun ini masyarakat yang akan perhi umroh meningkat sekitar 20% dibandingkan tahun sebelumnya. “Tiap keberangkatan umroh biasanya hanya sekitar 500-600 jamaah, tahun ini kami akan memberangkatkan sekitar 700-800 jamaah umroh ke tanah suci,” ungkap Abdul Aziz.
Situasi yang tidak kondusif di negara-negara Arab sempat membuat dia khawatir merembet ke Arab Saudi, sehingga mengurangi animo umat islam untuk berumroh. “Untungkah Arab Saudi aman-aman saja. Cuma, jamaah yang ingin ke Mesir terpaksa kita tolak. Kami sarankan agar ke negara lain saja, seperti Palestina atau Yordania, karena Mesir masih krisis,” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar