"Jadi TKI Enak, Bisa Sekalian Naik Haji"
JAKARTA - Persoalan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) memang selalu menyayat hati. Mereka yang mencari rezeki di negeri orang sering kali justru mendulang siksa dari para majikannya.
Kata pengamat pengamat tenaga kerja Janji Sofyan, mengirim tenaga kerja ke luar negeri tanpa adanya aturan yang jelas demi melindungi mereka, sama saja dengan melakukan penjualan manusia atau human trafficking.
Berikut penjelasan Sofyan saat berbincang dengan okezone, Minggu (30/1/2011).
TKI jadi korban penyiksaan lagi di Arab, bagaimana pendapat Anda?
Selama masih mengirim TKI bidang rumah tangga, akan selalu ada penganiayaan dan itu akan terjadi di mana saja, karena memang fungsi kontrolnya yang tidak berjalan, sekarang saatnya membuat blue printnya.
Tapi Indonesia masih terus mengirim TKI?
Pertanyaannya kan kenapa orang ke luar negeri? Itu kan karena di dalam negeri memang nggak ada lapangan pekerjaan. Oleh karena itu mau nggak mau pemerintah harus menyediakan lapangan pekerjaan agar masyarakat nggak ada yang keluar. Kalau pemerintah nggak sanggup, ini nggak akan menyelesaikan masalah.
Bagaimana meningkatkan pengawasan?
Kualitas pengirimannya untuk dalam jangka waktu tertentu, tidak untuk selama-lamanya. Kalau pemerintah nggak ada aturan untuk jangka waktu tertentu, maka ada image kalau kita trafficking, penjualan manusia, dan tanpa disadari negara telah menjual orang.
Saya pernah berbincang dengan TKW, waktu saya tanya alasanya kenapa memilih jadi TKI, jawabannya adalah saya terpaksa jadi TKW karena di Indonesia nggak ada pekerjaan. Itu kan berarti pemerintah mengabaikan tanggung jawab kepada masyarakat. Pemerintah sudah lalai dalam menyediakan pekerjaan.
Bagaimana dengan blue print yang Anda maksud?
Kita nggak punya blue print yang komprehensif, karena itu kenyataannya banyak yang keluar tapi pemerintah malah nggak tahu. Ketika baru ada kasus pemerintah baru tahu. Ini kan berarti pemerintah reaktif.
Mereka yang bekerja di luar negeri, kalau ditanya bagaimana caranya ke luar negeri, mereka menjawab mendapatkan calo dari internet. Itu kan artinya kan sistemnya nggak jalan. Kenapa nggak jalan? Itu yang jadi pertanyaan.
Kenapa pemerintah lamban?
Intinya selama nggak ada political will, kapan bisa dihentikan masalah itu? Selamanya kasus itu akan terus timbul.
Sebenarnya citra kita di luar itu nggak bagus di mata masyarakat negara lain, saya pernah disangka TKI di Qatar karena mengaku orang Indonesia.
Selain di Arab, di negara mana lagi yang Anda tahu?
Sebenarnya kasus di negara lain itu sama. Di Korea juga banyak yang nggak dibayar, tapi karena sistem hukum di Korea terbuka, ya cincai saja. Nah kalau di Saudi kan susah.
Kenapa mereka tertarik mengambil TKI?
Itu karena etos kerja tinggi, nggak ngeyel, nggak banyak nuntut, digaji berapa aja mau. Ya itu lah.
Kenapa mereka mau ke Saudi? Karena embel-embelnya naik haji, karena dekat dengan Makkah dan Madinah. Coba lihat di terminal pemulangan di bandara, kalau ada TKI yang pulang dari Saudi dan Korea, Hong Kong, bedanya kaya siang dan malam. Keceriannya mereka berbeda, walau kasusnya sama.
(lam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar